Langsung ke konten utama

DEPOSISI ASAM DAN EKOSISTEM PERAIRAN

DEPOSISI ASAM DAN EKOSISTEM PERAIRAN

Deposisi asam adalah proses di mana gas-gas seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dilepaskan ke atmosfer dan kemudian diangkut oleh angin dan arus udara. Kedua sumber utama deposisi asam tersebut dibebaskan ke atmosfer melalui pembakaran bahan bakar fosil. Oksida-oksida ini ditransformasi menjadi asam sulfat dan asam nitrat melalui serangkaian reaksi kompleks dan dihilangkan dari atmosfer ke permukaan bumi melalui proses deposisi basah seperti hujan, salju dan kabut serta deposisi kering seperti gas dan aerosol.  Hujan asam istilah deposisi atmosfer yang mengandung senyawa asam yang turun ke bumi dalam bentuk hujan, salju, partikulat, gas dan uap yang memberikan dampak negatif pada bumi. Partikel-partikel asam yang turun melalui proses deposisi kering dan hujan asam dapat masuk dalam tanah atau menempel pada rumput, pohon, daun, bangunan serta dapat merusak sistem pernapasan manusia. Adapun dampak deposisi asam terhadap ekosistem perairan adalah pH  air sungai yang bersifat asam akan mengganggu perkembangbiakan organisme yang hidup perairan tersebut dan dapat menyebabkan matinya spesies ikan tersebut. Hal tersebut dikarenakan ikan memerlukan pH tertentu yang dianggap ideal untuk dapat hidup normal (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2009).


Deposisi asam dapat mempengaruhi stabilitas lingkungan baik bagi kehidupan manusia maupun lingkungan alam. Dampak deposisi asam terhadap lingkungan kehidupan manusia, diantaranya yaitu pengasaman dan kerusakan pada ekosistem perairan, kerusakan hutan dan tanaman, kerusakan kerangka bangunan, dan gangguan pada kesehatan manusia (Gusnita, 2010). Dampak deposisi asam bagi lingkungan bisa dibedakan menjadi 3, yaitu:

  • Dampak langsung, yaitu dampak ketika suatu organisme ataupun material terpapar langsung oleh hujan asam, misalnya struktur bangunan, biota air, daun tanaman, dan lain sebagainya.
  • Dampak toksik tidak langsung, yaitu dampak yang terjadi ketika material larut kemudian meracuni organisme yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya ion aluminium yang terlepas dari mineralnya kemudian terbawa ke perairan sehingga meracuni ikan
  • Dampak nutrisi tidak langsung, yaitu dampak ketika mineral-mineral tanah larut sehingga tanah menjadi tidak subur kembali.

Air sungai dan air danau yang mempunyai tingkat keasaman tinggi dapat menimbulkan hilangnya beberapa spesies. Bagi beberapa jenis ikan yang baru dilahirkan tidak akan dapat bertahan hidup dan apabila hal tersebut terjadi berulang-ulang maka spesies tersebut akan punah (Cahyono, 2005).


Sumber : 

Cahyono, Eko W. 2005. Dampak Hujan Asam pada Perairan. Prosding semnas penelitian , pendidikan dan penerapan. FMIPA UNY.



Komentar